Translate to your Languange

14/02/12

Rabun Dekat



Rabun dekat atau dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Hipermetrop terjadi apabila berkas sinar sejajar difokuskan di belakang retina.
Hipermetrop sebesar 2-3 dioptri biasa ditemukan pada bayi baru lahir yang akan bertambah pada tahun-tahun pertama namun akan berangsur-angsur berkurang hingga pada usia remaja menjadi emetrop. Hipermetrop pada anak-anak tidak perlu dikoreksi kecuali bila disertai dengan gangguan motor sensorik ataupun keluhan astenopia.

Menurut mariamas (2002), mata dengan hipermetrop sering akan memperlihatkan ambliopia akibat mata tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek dengan baik dan jelas. Bila terdapat perbedaan kekuatan hipermetrop antara kedua mata, maka akan terjadi ambliopia pada salah satu mata. Mata ambliopia sering menggulir ke arah temporal.
-
Etiologi
Hipermetrop dapat disebabkan oleh :
§  Hipermetrop aksial : keadaan ini disebabkan sumbu mata yang lebih pendek dari keadaan normal
§  Hipermetrop refraksi : kelainan ini karenan adanya bias mata yang kurang akibat komponen mata. Misalnya kelengkungan kornea yang kurang, lensa yang lebih tipis daripada orang normal, pada orang yang sudah dioperasi dimana lensa orang tersebut tidak ada lagi (afakia).
Pada penderita hipermetrop terjadi gejala sebagai berikut : (Ilyas, 2001)
1.       Kabur waktu melihat dekat tetapi jelas saat melihat jauh
2.       Keluhan astenopia antara lain sakit kepala
3.       Kecenderungan penderita untuk menyempitkan mata saat melihat dekat.
-

Klasifikasi
, hipermetropia diklasifikasikan sebagai berikut :
1.       Hipermetropia manifes
2.       Hipermetropia absolut
Hipermetrop yang tidak dapat diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetrop laten yang ada berakhir dengan hipermetrop absolut
Hipermetropia fakultatif
Kelainan hipermetrop yang dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun kacamata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetrop fakultatif akan melihat normal tanpa kacamata yang bila diberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapat istirahat. Hipermetrop manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetrop fakultatif.(Satradiwira, 1998)
Hipermetropia laten
Kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia (obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetrop laten hanya dapat diukur bila diberikan sikloplegia. Makin muda makin besar komponen laten seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetrop laten menjadi hipermetrop fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermentrop absolut. Hipermetrop laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, terutama bila pasien dengan usia muda dan daya akomodasi yang masih kuat. (marianas, 2002)
Hipermetrop total
Hipermetrop yang ukurannya didaptkan sesudah diberikan sikloplegia
-
Pemeriksaan Hipermetropia
Tujuan pemeriksaan hipermetrop untk memfokuskan bayangan dari jarak jauh tepat di retina dengan memasangkan lensa sferis plus dengan atau tanpa lensa silinder. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan dua cara. (Ilyas, 2000)
Secara subyektif
Dalam hal ini penderita aktif menyatakan lebih tegas atau lebih kabur huruf-huruf pada kartu uji snellen, baik cara coba-coba atau pengabutan (fogging)
Pemeriksaan obyektif
Dengan menggunakan alat-alat tertentu, ditentukan keadaan refraksi tanpa menanya pasien. Cara ini baik digunakan pada pasien yang kurang kooperatif dan anak-anak. Alat ini dapat juga dipakai untuk menilai ada atau tidaknya kekeruhan media dan ada tidaknya astigmatisme. (sastradiwira, 1998)
Salah satu alat yang dapat digunakan adalah oftalmoskop direk, gambar fundus yang dihasilkan akan tampak kabur bila pasien mengalami kelainan refraksi. Dengan cara memutar cakram yang berisi lensa dengan pelbagai ukuran pada oftalmoskop maka gambaran akan terlihat jelas dan kekuatan lensa yang memberikan gambaran fundus yang paling jelas adalah kelainan refraksi. (Vaughan et all, 2000)
-
Penanganan Hipermetrop
Penggunaan kacamata
Pada pasien dengan hipermetrop sebaiknya diberikan kacamata sferis positif terkuat atau lensa positif terbesar yang memberikan pengihatan maksimal. Bila pasien dengan +3.0 ataupun dengan 3.25 memberikan tajampenglihatan 6/6, maka diberikan kacamata 3.25. Hal ini dilakukan untuk memberikan istirahat pada mata. Pada pasien dengan daya akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan memberikan sikloplegia atau melumpuhkan otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi maka pasien akan mendapatkan koreksi kacamata pada saat mata tersebut beristirahat. (Guyton, 1996)
Pemakaian lensa kontak
Lensa kontak merupakan lensa yang langsung ditempatkan pada kornea, dibuat dari badan ringan karena diameternya kecil bisa dibuat tipis (Ilyas, 2000). Keuntungan penggunaan lensa kontak ini adalah :
§  Pada kelainan refraksi berat, penglihatan melalui lensa kontak praktis tidak berubah sedangkan dengan kacamata dengan lensa plus atau minus yang berat akan melihat semua lebih besar atau lebih kecil
§  Dengan lensa kontak luas lapang pandang tidak berubah, sedang dengan kacamata lapangan pandang menciut
§  Pandangan astigmatisme kornea kecil, pemakaian lensa kontak keras akan mengkoreksi astigmatisme.
§  Perubahan besar bayangan sedikit
§  Untuk kosmetik
Kerugian penggunaan lensa kontak :
§  Mata lebih rentan terhadap infeksi apabila pemakaian kurang mengindahkan kebersihan atau karena lingkungan sekitar yang kurang bersih
§  Lebih mudah terjadi erosi pada mata, terutama lensa kontak dipakai terlalu lama atau dipakai tidak teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital